Pendekatan akting
1.
Pendekatan akting formalisme (representasi)
Pendekatan representasi adalah proses
dimana actor menentukan lebih dahulu tidakan-tindakan yang dilakukan karakter
yang dimainkannya dengan mengamati bentuk yang ia ciptakan dengan sengaja
kemudian mempraktekkanya diatas panggung. Dua aktor terkenal dalam acting representasi adalah Benoit
Constant Coquelin (1843-1909) dan Sarah Bernhardt (1844-1923)
2.
Pendekatan akting realisme (presentasi)
Pendekatan presentasi adalah proses yang
mengutamakan identifikasi antara jiwa actor dan jiwa karakter, sambil member
kesempatan kepada tingkah laku untuk berkembang. Ekspresi aksi-aksi karakter
tergantung dari identifikasi dengan pengalaman pribadi actor. Memilih satu
persatu aksi yang jujur dan tetap
mempertahankan aksi yang spontan ketika bertindak. Dua tokoh yang terkenal
dalam pendekatan ini adalah Constantin S. Stanilavsky (1863-1938) dan Eleonora
Duse (1858-1924)
KEMAMPUAN EKSPRESI
SI AKTOR DAN DIRINYA
Aktor terlebih dulu harus mampu mengenali dirinya. Proses
latihan “mengenali diri” ini adalah proses yang cukup panjang, lama dan
dilakukan terus menerus dengan kepekaan lebih yang dimiliki seorang aktor dalam
merespon segala hal. Karena, untuk dapat memainkan karakter dengan baik, aktor
harus benar-benar mengenal dirinya (bukan hanya secara fisik, atau kata orang
lain), sebab bagaimana mungkin ia mampu mengenal karakter tooh jika ia tidak
mengenal dirinya dengn baik.
PELAJARAN PERTAMA: DASAR-DASAR AKTING
AKTING DAN PRIBADI
Psikolog William James pernah mengatakan bahwa dalam diri
manusia ada sebuah struktur kompleks yang terdiri dari “aku” dan beberapa saya,
setiap orang memiliki banyak peran yang agus yang dimainkan dalam situasi yang
berbeda-beda. Kemampuan manusia sebagai aktor dalam kehidupan sosial sudah
memberikan dasar yang kuat untuk menciptakan dirinya sebagai aktor yang handal
bila ditambah dengan pelatihan acting yang khusus dan intensif.
Maka latihan pertama yang harus dilakukan adalah: selama dua hari lakukan observasi ke dalam
diri. Perhatikan detil seperti postur tubuh, kualitas suara, dan bahasa yang dipaka
untuk beragam situasi dan “penonton”. Catat hasil observasi. Pada malam hari,
berikan penilaian pada pengalaman pengalaman itu. Ingat, dan perankan saat-saat
paling dramatis itu.
AKTING DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Latihan pertama: bentuk satu grup terdiri dari 5 atau
6 orang. Tugas utama dari “pertemuan” ini adalah membentuk grup teater sendiri.
Setiap orang bertugas memeinkan peran seperti ini:
Si pemimpin = orang yang suka menjadi organisator di grup
manapun ia berada
Si Korban = yang suka menganggap setiap aksi yang akan
dilakukan oleh anggota grup sebagai suatu yang mengancam dan tidak mengenakkan
Si Filsuf = orang yang suka menuntukkan arti yang sangat
dalam dari segala hal yang diutarakan
Si Pengacau = orang yang selalu mengubah topik pembicaraan
sebagai cara untuk mengontrol grup ini
Si Pengganggu = orang yang tidak peduli dengan apa yang akan
dilakukan oleh grup, selama grup itu melakukan apa yang ia mau
Si Jururawat = orang yang menolong siapapun yag kelihatannya
perlu ditolong tanpa mempedulikan apakah orang itu suka ditolong atau tidak
Latihan kedua : berperan
dalam hidup.lakukan observasi pada oran lain tentang persamaan dan perbedaan
karakter sosial dan karate mereka di dalam panggung. Pelajari detailnya!
DRAMA DI PANGGUNG DAN REALITA = BERAKSI
Satu titik yang dramatis dan menegangkan dalam hidup
bukanlah terletak pada pada penyelesaian masalah, namun pada proses terjadinya,
dimana orang menjadi fokus pada permasalahan/konflik dan lupa dimana dan kapan
dia berada, titik itulah diatas panging dinamakan in action.
AKSI DAN KEPRIBADIAN
Manusia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang telah dan
akan mereka lakukan. Proses pembentukan pribadi ini berjalan terus menerus
seiring dengan perkembangan dan perjalanan hidup yang telah mereka alami. Inilah
yang akhirnya menentukan aksi yang akan dilakukan seorang aktor diatas
panggung.
Latihan ketiga : ingat-ingat saat dimana anda pernah merasa
“in action”, apa tujuan dan kebutuhan anda saat itu? Bandingkan dengan situasi
yang terjadi di panggung atau di depan kamera.
AKSI DAN TUJUAN
Hal yang harusnya menjadi fokus utama seorang aktor adalah
tujuan.
Latihan keempat : bersama seorang teman, pilih satu situasi
sederhan dimana anda mau melakukan sesuatu (meninggalkan ruangan) sementara
teman anda menghalangi keinginan tersebut.
·
Tanpa direkayasa, keduanya berusaha mencapai
tuuan, dengan bahasa sederhana
·
Ulangi latihan ini, tetapi didasari oleh satu
kebutuhan tertentu
·
Ulangi latihan ini, dengan membayangkan situasi
tertentu
AKTING SEBAGAI SATU DISIPLIN SENI
Salah satu metode untuk memahami karakter adalah dengan
memutar sudut pandang, dengan membayangkan berada dalam posisi tokoh.
HAKIKAT SEORANG AKTOR
Pengalaman pribadi di masa lalu yang masih berpotensi, serta
pengalaman dan emosi yang sudah lama ditekan, ditambah pengalaman baru yang
sedang dieksplorasi, akan memberikan aktor suatu kepenuhan hidup. Itulah
hakikat seorang aktor.
PELAJARAN KEDUA : REAKSASI DAN KONSENTRASI
RELAKSASI
Relaksasi disini berarti suatu keadaan dimana si aktor
berada pada posisi siap siaga untuk memberikan reaksi pada stimulus
terkecilpun.
Latihan : menjadi kucing
Tidur telentang, tangan disamping, rilekskan tubuh,
rentangkan otot dan menguap. Lakukan proses rileks seperti kucing. Merentangkan
seluruh anggota badan sejauh mungkin, melengkungkan punggung, menganga,
menggoyangkan tangan, menarik nafas dalam-dalam berkali-kali. Jika ingin
menguap, ikuti saja.lalu kembali telentang dengan lutut terangkat hingga
punggung menempel di lantai. Letakkan jempol kaki, tumit, pinggul, bahu pada
dua garis yang parallel. Lalu fokuskan diri pada bagian-bagian tubuh yang gagal
melakukan instruksi tadi. Terus fokuskan sampai tekanannya terlepas. Semakin
anda rileks, rasakan diri anda melebur ke dalam lantai.
DISINI DAN SEKARANG
Titik kepekaan utama seorang aktor adalah pada saat
sekarang, bukan di masa lalu, bukan pula di masa depan.
Latihan : di sini dan sekarang
Buat diri anda rileks.sambil bernafas yang nyaman,
afirmasikan kalimat-kalimat yag menyatakan kepekaan pada situasi anda sekarang,
seperti : sekarang aku berbaring dilantai. Aku sedang mengarang kata-kata.
Tangan kananku dingin sekali. Dan seterusnya.
Tujuan latihan ini telah tercapai jika godaan untuk melantur
ke masa lalu atau masa depan telah dikuasai penuh oleh aktor. Lalu biarkan
kalimat-kalimat di “masa sekarang” menghilang perlahan-lahan, hingga yang
tertinggal hanya “kesiapsiagaan yang tenang”.
PELAJARAN KETIGA : SI AKTOR DAN GESTURNYA
Umumnya, setiap tanda eksternal dari perasaan dan pikiran
dapat disebut gesture. Pada bagian ini kita akan membagi gesture dalam dua
tipe, yaitu gesture fisik dan vocal (dibagi menjadi verbal = dengan kata-kata;
dan non verbal = penekanan kata-kata, infleksi,dll)
Meskipun banyak gesture yang berbeda di seluruh masyarakat,
namun ada tipe gesture yang sama yang teah disepakati secara tidak langsung,
yang biasa kita sebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh ini bersifat simbolis yang
memberikan analogi yang berbentuk fisik, maka bahasa tubuh terkadang lebih
ekspresif daripada kata-kata atau bahasa itu sendiri.
Bahasa gesture dapat dibagi menjadi 4 kategori umum, yaitu:
·
Ilustratif atau imitative = biasa disebut
pantomimic, digunakan untuk menjelaskan informasi secara spesifik (kotakn itu
sebesar ini, setinggi ini)
·
Indikatif = dipakai untuk menunjuk (sebelah sana)
·
Empatik = memberikan informasi yang lebih
subyektif (ketika kita mengatakan: “sekarang dengar aku!” , sambil meninjumeja
atau menunjuk jari ke muka musuh)
·
Autistic = arti harfiahnya “kepada diri” (misal,
kita berperan sebagai orang yangbenci kepada lawan bicara, tapi harus
menutupinya. Maka kita akan melipat tangan dengan rapat dengan kedua tangan
masuk ke sela-sela ketiak).
PELAJARAN KEEMPAT : SI AKTOR DAN SUARANYA
Budaya kita yang lebih menekankan kata-kata dalam
menyampaikan informasi membuat kita lupa bahwa suara, selain untuk mengucapkan
kata-kata adalah baian utama dari mekanisme ekspresi.
Jka diselidiki dari bentuk fisiknya, sebenarnya tidak satupun
organ-organ pemroduki suara diciptakan untuk berbicara. Semua organ-organ itu
memiliki fungsi lain yang lebih mendasar, seperti bernafas, merasa, mengunyah,
makan, dan sebagainya.
Kata-kata, menyampaikan informasi dari manusia, namun sikap
diri tentang informasi itu disampaikan oleh nadanya. Karena banyak kata-kata
yan menjadi “tidak bermakna sebenarnya” karena perbedaan nada pengucapan. Aktor
harus menguasai hal itu.
PELAJARAN KELIMA : SI AKTOR DAN ARTIKULASINYA
Semua bunyi dalam bahasa kita sifatnya ekspiratory, yaitu
diproduksi oleh napas keluar. Sementara seluruh bunyi inspiratori berada dalam
gesture vocal non verbal. Aktor harus belajar untuk mampu mengembangkan sistep
penyokong pernapasan seperti system diafragma, paru-paru dan tenggorokan. Hanya
dengan latihan yang rutin seorang aktor dapat mengembangkan system pernapasan
yang baik dan benar.
PELAJARAN KEENAM : SI AKTOR DAN LINGKUNGANNYA
Sebagai seorang aktor, kita harus mengerti bahwa ruang di
atas panggung bukan hanya lingkungan dimana dia hidup, tetapi juga materi
dimana dia akan mencipta. Orang lain adalah bagian terpenting dari lingkungan. Maka
sangat penting untuk dapat berproses sosial dengan baik. perlu digarisbawahi
bahwa ensemble bukanlah kerja kolektif, namun erupakan kebersamaan dalam kerja
yang harus juga diperhatikan hak-haknya dalam kelompok.
BAGIAN II : KEMAMPUAN ANALISA
PELAJARAN KETUJUH : DASAR-DASAR MENGANALISA NASKAH
Aktor adalah intelijen, bukan seorang intlektual. Aktor
harus mengerti karakter yang memang memberikan animasi pada pikiran dan
perasaan karakter untuk beraksi. Untuk mampu menganalisa naskah, maka aktor
terlebih dahlu harus mengerti proses pemikirannya. pertama, pikiran pergerak
dengan kecepatan kilat. Kedua, pikiran tidak didasari ole hide-ide yang
terorganisir secara verbal. Ketiga, pikiran dan aksi adalah dua hal yang
berhubungan erat.
Sebagai seorang aktor, menganalisa naskah tidaklah sama
seperti cara seorang sastrawan yang menafsirkannya untuk kepentingan sastra,
tetap berusaha untuk memecahkan masalah bagaimana menghidupkannya kembali di
satas panggung atau di depan kamera.
Analisa naskah harus dilakukan secara keseluruhan.
Karakter-karakter tidak diciptakan untuk dilihat secara individu, tetapi untuk
tujuan tertentu sebagai bagian dari keseluuhan struktur.
Naskah adalah satu kesatuan yang berlapis-lapis sehingga
penfsirannya dilakukan menurut tingaktan-tingkatan:
·
Melody = yaitu bunyi dan ritme dari kata-kata
·
Imagery = sensasi-sensasi yang dinyatakan oleh
kata-kata
·
Kiasan = pembentukan kata-kata untuk mencapai
arti dan rasa yang khusus
·
Struktur dialog dan adegan = pembentukan
kata-kata sebagai satu unit aksi
·
Plot = pengorganisasian aksi sebagai satu kesatuan
arti
PELAJARAN KEDELAPAN : SI AKTOR DAN KAMUSNYA
Arti atau definisi kata berdasarkan kamus disebut denotasi,
sementara nilai-nilai emosinya disebut konotasi. Banyak cara yang dilakukan
penulis naskah untuk memanupulasi arti denotasi kata-kata. Aspek lain dari
denotasi adalah kolokasi yaitu kata-kata yang menpunyai asosiasi dengan bahasa
yang sangat tidak formal, seperti kece, abg, dll. Cara terbaik untuk memahami
diksi adalah paraphrase, yaitu latihan untuk menyatakan kembali dialog dengan
menggunakan kata-kata aktor itu sendiri. Sintaksi adalah penataan kata-kata denga tepat
untuk menunjukkann hubungan yang serasi dalam kalimat. Sebagai aktor,
pengkayaan terhada ragam bahasa dan turunannya sangat diperlukan untuk memahami
naskah.
PELAJARAN KESEMBILAN : RITME
Ritme disini bukan berarti tempo atau beat dialog, tapi juga
variasi tempo dan beat sehingga memberikan penekanan dengan cara membuat
kontras. Selain menyokong arti melalui penekanan, ritme juga menunjukkan
kepribadian karakter. Banyak emosi yang dapat segera dikenal
implikasi-implikasi ritmenya. Analisa-analisa ritme ini dapat membimbing aktor
untuk membentuk karakterisasi.
PELAJARAN KESEPULUH : MELODI
Semua aktor yang baik akan mengembangkan kemampuan ekspresif
yang dimilikinya melalui penggunaan bunyi dialognya, bukan hanya erangan,
helaan napas, atau bunyi-bunyi lain, tapi juga bunyi kata kata itu sendiri.
Seperti kisa h tentang Eleonora Duse yang mebuat selurh penonton terisak-isak
ketika dia membaca “buku telepon kota Manhattan” di Negara bagian New York dalam bahasa itali
walaupun penontonnya sama sekali tidak bisa berbahasa italia, ia
mengkomunikasikan informasi tersebut hanya dengan gesture suara yang disebut
melodi vocal.
PELAJARAN KESEBELAS : KESAN DAN KIASAN
Penulis naskah yang handal tidak hanya menggunakan kata-kata
utuk mengkomunikasikan arti dan memberi konotasi pada perasaan-perasaan, tetapi
juga menciptakan sensasi yang disebut imagery (kesan) yang arti lebih khususnya
dengan cara mengkombinasikan kata-kata disebut kiasan.
Kesan sering sangat subtil bahkan tersembunyi di bawah
sebuah dialog yang terlihat sangat sederhana. kiasan adalah kombinasi kata-kata
yang mengekspresikan lebih dari apa adanya dan menciptakan tingkatan arti dan
referensi (lawan dari harafiah).
PELAJARAN KEDUABELAS : SI AKTOR DAN NASKAHNYA
Sejauh ini kita tahu bahwa kata-kata adalah “batu bata” dari
naskah, kali ini kita akan melihat bentuk keseluruhan dimana semua elemen dari
naskah dikombinasikan menjadi sebuah bentuk yang terunifikasi. Kualitas dari
kesatuan artistic ini disebut struktur atau pengorganisasian naskah.
Seni dibedakan menurut materi-materi yang dipakainya.
Pengorganisasian bunyi disebut seni musik;
pengorganisasian garis, ruang dan warna disebut seni lukis; dan
pengorganisasian aksi manusia adalah drama. Ide spesifik yang menggarisbawahi
sebuah naskah adalah tema.
PELAJARAN KETIGABELAS : STRUKTUR ADEGAN
Untuk mempelajari naskah yang hendak dimainkan, aktor harus
melihat struktur adegan. Energy pembentuk aksi utama naskah diciptakan melalui
efek-efek penggabungan aksi-aksi kecil. Tingkatan yang paling kecil yaitu momen
(saat). Momen-momen bekerjasama membentuk unit aksi yang logis yang disebut
beat. Setiap beat bekerja sama membentuk adegan, dan adegan-adegan bekerjasama
membentuk aksi utama keseluruhan naskah.
BAGIAN III : KEMAMPUAN TRANSFORMASI
PELAJARAN KEEMPATBELAS : AKSI DAN PILIHAN
Ketika aktor beraksi diatas panggung atau di depan kamera,
ia membutuhkan sesuatu untuk beraksi. Kebutuhan yang dirasakan ini disebut
stimulus, yaitu kebutuhan yang memang muncul dari dalam diri karakter. Namun
kebanyakan orang menggunakan stimulus yang ditimbulkan dari peristiwa
eksternal.
Jadi, aksi adalah satu energy terfokus dengan maksud tertentu
yang ditimbulkan oleh sebuah stimulus yang mana melalui proses pemilihan,
menghasilkan satu aktivitas yang terarah menuju satu tujuan, dan menciptakan
sebuah peristiwa.
Proses pengambilan keputusan (penentuan pilihan) adalah
akhir dari proses internal dan awal dari proses eksternal yang berbentuk
aktivitas yang bersifat umum dan dapat dilihat orang lain. Pilihan yang diambil
menentukan benttuk dari aktivtas eksternal selanjutnya.
PELAJARAN KELIMABELAS : AKSI DAN AKTIVITAS YANG TERARAH
Aksi dapat “dimainkan” jika diekspresikan sebagai suatu
intention (sesuatu yang ingin dilakukan karakter). Jadi ketika berlatih, aktor
membentuk deskripsi verbal dari
“intention” karakternya. Tapi ini hanya merupakan latihan untuk
memudahkan, kebenaran sebuah aksi hanya tercipta jika “dialami”. Setelah
pilihan untuk bertindak sudah diambil dan energy yang timbul menjadi
“intention” atau reaksi, bentuknya berubah dari internal ke eksternal menjadi
aktivitas. Akivitas ini masih menyimpan vitalitas yang ada d stimulus. Fugsi
dramatis peran diekspresikan ke dalam bentuk aktivitas.
PELAJARAN KEENAMBELAS : AKSI DAN EMOSI
Emosi adalah segala aktivitas yang mengekspresikan kondisi
disini dan sekarang dari organism manusia yang ditujukan kea rah dunianya dan
bersifat timbul secara otomatis. Alat paling efektif yang dimiliki manusia
untuk mengekspresikan emosi adalah napas, karena napas adalah akar dari kondisi
emosional manusia. Secara harafiah, melalui napaslah kita membawa dunia luar
masuk kedalam diri kita dan mengeluarkannya kembali. Namun dalam pengertian
lanjut, napas otomatis mempengaruhi aksi kita dalam menyampaikan informasi,
misal rasa takut, kaget, sedih, dll.
PELAJARAN KETUJUHBELAS : SI AKTOR DAN KARAKTERNYA
Kepribadian manusia adalah akumulasi dari pengalaman-pengalaman
dan iteraksi-interaksi yang dilakukannya, dan terus berkembang. Dan karena akan
terus berkembang, aktor tidak perlu khawatir untuk “menjadi” karakter, tetapi
dia harus melakukan aksi yang dilakukan karakternya sehingga karakterisasi dengan
sendirinya akan tumbuh dalam dirinya.
PELAJARAN KEDELAPANBELAS : SI AKTOR DAN IMAJINASINYA
Imajinasi adalah proses yang disebut Stanilavsky dengan
metode “if”, yaitu dengan mengimajinasikan dirinya berada dalam situasi
karakter. Namun jika aktor berimajinasi berlebihan , misal dia membayangkan
setiap detil hal yang akan dilakukan arakter, maka ia semakin jauh memisahkan
diri dari karakter. Karena bagaimanapun juga, aktor harus tetap menyadari bahwa
dirinyapun adalah sebuah karakter yang unik.