Minggu, 29 April 2012

EMANSIPASI WANITA VS LADIES FIRST

Tanggal 21 April lalu, timeline twitter, facebook, koran, tv semua membicarakan tentang emansipasi wanita sebagai hal rutin yang memang selalu diungkit-ungkit setiap peringatan hari kartini. banyak sekali artikel dan tulisan bebas lain yang mengutarakan keinginan wanita untuk mendapatkan kesetaraan gender sepeerti yang telah diperjuangkan kartini di masa lalu. namun saya, meski saya sebagai seorang aktivis mahasiswa, pelaku seni, dan pecinta sains entah mengapa kurang tertarik dengan hal itu. saya lebih tertarik dengan LADIES FIRST. saya tidak setuju dengan kekerasan terhadap wanita, saya tidak simpatik terhadap pria yang berbicara kasar terhadap wanita, saya memandang sebelah mata pria yang membiarkan perempuan membawa barang yang berat sendirian, saya tidak bisa berfikir dimana otak pria yang tidak memberikan kursinya di angkutan umum kepada wanita. saya amat menghargai perjuangan kartini waktu itu sehingga kita (wanita) bisa menempuh pendidikan, berkarir, berkarya seperti saat ini. namun kesetaraan yang terlalu digembar-gemborkan saat ini sudah mulai mengusik pemikiran saya. 
saya bercita-cita sangat tinggi. saya bahkan membuat perjanjian perjanjian tertentu yang intinya pasangan saya nanti akan mengijinkan saya berkarir dan berkarya setinggi mungkin. namun sebagai wanita, saya tetap ingin berusaha sempurna. saya ingin tetap bisa menjadi istri yang luar biasa dan ibu yang hebat. maka selain belajar robotik, kalkulus, relativitas, biodiversitas, filsafat, teater, yoga, melukis, piano, saya juga tetap belajar memasak, menyulam, menata rumah. Kelak, saya ingin benar-benar menjadi ibu dan istri yang (berusaha) sempurna, setidaknya saya telah berusaha. bukan apa-apa, namun hal itu merupakan kebanggan tersendiri bagi saya. karena nantinya saya juga ingin mendapatkan perlindungan dari pendamping saya dan juga rasa hormat dari anak-anak saya. ya, saya lebih suka Ladies First!!!!

Rabu, 18 April 2012

caraku

aku berharap bertemu banyak wajah, banyak kesempatan, dan hal hal baru dengan jatuh cinta.
setidaknya pada diriku sendiri.
aku kehilangan banyak fokus,  mulai menyapa orang,
mulai memiliki senyum, namun tidak merasa nyaman
mungkin karena ada satu hal yg vital yang ternyata hilang
waktuku melambat namun aku tidak menemukan cinta sebagai penandanya
aku berhenti mengagumi caraku
mulai membenci diriku sendiri

Selasa, 03 April 2012

menukar waktu


Bagaimana dengan menukar waktu?
Aku bukanlah seorang wanita tua yang berjalan terbungkuk mengais langkah untuk bisa kembali pada waktu dengan detikku sendiri
Aku juga bukan seorang gadis yang memanjatkan harapan berulang-ulang tanpa henti. Tanpa hari esok yang mewujud
Aku hanya berusaha menapaki lingkaran labirin yang semakin meluas dan lebih rumit dari yang kubayangkan
hanya sesekali berdoa dan beberapa kali tersesat dalam masa lalu
berharap menemukan ingatan tentang seseorang yang tak lagi bisa kukenali sosoknya
memohon dengan sangat atas rangkaian peristiwa yang begitu kompleks yang menyusun sebuah pertemuan, meski hanya bersinggung ruang 3 dimensi. Tak sempat memikirkan masa depan atas tatapan mata yang bertemu sesaat.
Mendatangi ruang-ruang yang tak lagi sama
Mengucapkan selamat malam pada sosok yang mungkin baru saja lahir, sedang mengutuki masa muda, atau mungkin sedang tersengal menyambut  ajal..
memandang sekeliling dan mengucapkan terimakasih
tidak berbuat banyak
namun tetap apa apa