Tanggal 21 April lalu, timeline twitter, facebook, koran, tv semua membicarakan tentang emansipasi wanita sebagai hal rutin yang memang selalu diungkit-ungkit setiap peringatan hari kartini. banyak sekali artikel dan tulisan bebas lain yang mengutarakan keinginan wanita untuk mendapatkan kesetaraan gender sepeerti yang telah diperjuangkan kartini di masa lalu. namun saya, meski saya sebagai seorang aktivis mahasiswa, pelaku seni, dan pecinta sains entah mengapa kurang tertarik dengan hal itu. saya lebih tertarik dengan LADIES FIRST. saya tidak setuju dengan kekerasan terhadap wanita, saya tidak simpatik terhadap pria yang berbicara kasar terhadap wanita, saya memandang sebelah mata pria yang membiarkan perempuan membawa barang yang berat sendirian, saya tidak bisa berfikir dimana otak pria yang tidak memberikan kursinya di angkutan umum kepada wanita. saya amat menghargai perjuangan kartini waktu itu sehingga kita (wanita) bisa menempuh pendidikan, berkarir, berkarya seperti saat ini. namun kesetaraan yang terlalu digembar-gemborkan saat ini sudah mulai mengusik pemikiran saya.
saya bercita-cita sangat tinggi. saya bahkan membuat perjanjian perjanjian tertentu yang intinya pasangan saya nanti akan mengijinkan saya berkarir dan berkarya setinggi mungkin. namun sebagai wanita, saya tetap ingin berusaha sempurna. saya ingin tetap bisa menjadi istri yang luar biasa dan ibu yang hebat. maka selain belajar robotik, kalkulus, relativitas, biodiversitas, filsafat, teater, yoga, melukis, piano, saya juga tetap belajar memasak, menyulam, menata rumah. Kelak, saya ingin benar-benar menjadi ibu dan istri yang (berusaha) sempurna, setidaknya saya telah berusaha. bukan apa-apa, namun hal itu merupakan kebanggan tersendiri bagi saya. karena nantinya saya juga ingin mendapatkan perlindungan dari pendamping saya dan juga rasa hormat dari anak-anak saya. ya, saya lebih suka Ladies First!!!!
